Jumat, 24 Juni 2011

Pelupa

Ingat dengan lirik lagu ini?
“ Lupa, lupa lupa lupa, lupa lagi syairnya.
Ingat, ingat ingat ingat, cuma ingat kuncinya…”
Seperti lirik lagu diatas, manusia memang mahkluk yang tidak pernah luput dari LUPA. Begitupun dengan saya, tidak tahu sejak kapan, penyakit pelupa itu di derita. Ehm..mungkin memang sudah faktor “U” juga kali ya! Ada-ada saja kejadiannya. Dari ketinggalan Jam Tangan, Handphone, Dompet, Kunci, titipan pesan dari teman-teman,,dan masih banyak lagi lainnya. Orang di rumah tahu sekali kebiasaan saya kalau sudah teriak-teriak memanggil dari dalam kamar mandi. Baru saja teriak “Maaaaaaaaaa….” atau “Kaaak…” atau siapa saja yang ada di dekat situ, pasti sudah dijawab duluan “Pasti lupa bawa HANDUK!”.
Bukan cuma itu saja. Saya juga sering lupa mengingat nama teman lama, kecuali yang memang spesial di ingatan. Makanya, ketika orang ramai membicarakan manfaat Facebook untuk mencari teman lama, saya sudah banyak lupa mengingat nama teman-teman lama. Untuk sekedar mengingat nama kecil mungkin masih bisa,tapi kalau sudah harus mengingat nama lengkap? Waah…tidak dijamin deh!. Tapi kalau sudah melihat foto, atau nama, mutual friends dari teman-teman yang sudah ada di Friend List saya, memori saya akan lambat laun mengingatnya kembali. “Ooh..iya, ini teman saya dulu.” Begitupun kalau tidak sengaja bertemu di jalan, suka lupa juga menyebut namanya. Jadi terkadang sekedar say hellosaja, SKSD kalau bahasa gaul anak-anak jaman sekarang. Sok Kenal Sok Dekat, karena saya juga malu kalau harus terus terang menanyakan “maaf, nama kamu siapa ya?”.
Barang yang paling sering lupa saya bawa adalah dompet! Apalagi buat perempuan yang sering gonta-ganti tas, kadang lupa memindahkan dompet. Kalau lagi naik taksi, bajaj atau ojek mungkin tidak begitu bermasalah. Bisa bayar di tempat tujuan, sekalipun harus meminjam teman. Tidak terbayang repotnya kalau naik angkutan umum harus bagimana?  Apa harus bilang sama Abang Kondekturnya “Maaf Bang, saya lupa bawa uang”. Pasti sambil mengatakan itu wajah saya akan merona merah karena malu. Beruntung saja kejadian yang terakhir itu belum pernah saya alami. Jangan sampai kejadian deh…
Yang paling susah buat saya adalah mengingat Password. Bayangkan saja, banyak sekali password yang harus diingat. Dari Password email-email, situs jejaring sosial, Chat Online, Internet Banking, ATM, dan masih banyak lagi Password lainnya. Pernah beberapa kali saya ke Bank hanya untuk meminta ganti pin baru karena lupa dan akhirnya di-blokir, Malu rasanya.
Jangankan barang bawaan, Helm yang biasa dikenakan di kepala juga kadang suka lupa dipakai atau dilepas. Ketika sudah jauh keluar kompleks mengendarai motor, saya baru ingat kalau belum mengenakan helm! Untung saja belum ada polisi lalu lintas yang jaga. Begitupun kalau naik ojek, kadang kalau sudah turun dari motor saya suka melenggang saja pergi. Sampai Abang tukang Ojek-nya memanggil “Mbak, Helm-nya belum dilepas”. Haha…
Sampai sekarang saya masih terus memikirkan bagimana caranya biar penyakit lupa ini tidak sering kumat. Kadang memasang reminder di Handphone, menulis di notes, dan sekarang mencoba memasang papan tulis di kamar buat mengigat hal-hal penting yang harus diingat atau yang harus dibawa ke kantor keesokan harinya.  Saking pelupanya, Mama sempat ngomel seperti ini “Kamu itu ya, kalau telinga gak nempel di kuping pasti bakal lupa juga kamu bawa.” Oalaah…..
Tapi ada 2 hal yang pasti tidak pernah akan saya lupakan: Mengingat kebaikan dan keburukan orang terhadap saya. Tuhan saja tidak pernah lupa memberikan pahala atas kebaikan ummat-nya meski hanya sebesar biji sawi. Begitupun dengan saya, mencoba sebisa mungkin untuk terus mengingat kebaikan orang, dengan harapan semoga bisa membalas budinya suatu hari nanti. Untuk mengingat keburukan, bukan berarti saya adalah seorang pendendam. Namun sebagai suatu   peringatan untuk tidak menjadi keledai dungu yang jatuh dua kali di lubang yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar