Ilmuwanmengembangkan kontrasepsi oral pertama untuk pria. Kontrasepsi ini di klaim tak memiliki efek samping. Seperti apa?
Peneliti Columbia University Medical Centre menemukan, dosis rendah obat ini bisa menghentikan produksi sperma tanpa efek samping. Hal terpenting, produksi sperma akan kembali normal setelah efek obat menghilang.
Uji dosis rendah zat kimia obat yang menganggu Retinoic Acid Receptors (RARs) ini menunjukkan, obat ini sukses membuat tikus jantan menjadi steril. Sebenarnya, ilmuwan telah mengetahui, menghilangkan vitamin A pada makanan bisa menyebabkan sterilitas.
Sembari menyelidiki ketidak suburan pria, profesor genetik, obstetik dan ginaekologi Debra J Wolgemuth memeriksa makalah Bristol-Myers Squibb mengenai bahan kimia yang diuji untuk perawatan kulit dan penyakit inflamasi (penyakit terkait rangsangan).
Nampaknya bahan kimia ini menyebabkan perubahan dalam uji serupa uji mutasi yang dilakukan Wolgemuth dan ilmuwan riset Columbia University Sanny S W Chung di lab. Bristol-Myers kehilangan minat pada bahan kimia ini saat mengetahui bahan kimia ini masuk ‘racun testis’.
“Kami sangat tertarik. Bahan kimia yang dikira racun oleh perusahaan itu bisa menjadi kontraseptif manusia,” ujarnya. Wolgemuth dan Chung mengaku ingin menyelidiki kebenaran bahan kimia itu mencegah konsepsi dan melakukan ujicoba pada tikus jantan.
Diketahui, konsumsi dosis 1,0 mg per kg berat tubuh selama empat pekan masa dosis bisa membuat tikus menjadi steril. "Kami tak melihat adanya efek samping. Sejauh ini, tikus tampak bahagia karena bisa terus kawin," katanya.
Uji dosis rendah zat kimia obat yang menganggu Retinoic Acid Receptors (RARs) ini menunjukkan, obat ini sukses membuat tikus jantan menjadi steril. Sebenarnya, ilmuwan telah mengetahui, menghilangkan vitamin A pada makanan bisa menyebabkan sterilitas.
Sembari menyelidiki ketidak suburan pria, profesor genetik, obstetik dan ginaekologi Debra J Wolgemuth memeriksa makalah Bristol-Myers Squibb mengenai bahan kimia yang diuji untuk perawatan kulit dan penyakit inflamasi (penyakit terkait rangsangan).
Nampaknya bahan kimia ini menyebabkan perubahan dalam uji serupa uji mutasi yang dilakukan Wolgemuth dan ilmuwan riset Columbia University Sanny S W Chung di lab. Bristol-Myers kehilangan minat pada bahan kimia ini saat mengetahui bahan kimia ini masuk ‘racun testis’.
“Kami sangat tertarik. Bahan kimia yang dikira racun oleh perusahaan itu bisa menjadi kontraseptif manusia,” ujarnya. Wolgemuth dan Chung mengaku ingin menyelidiki kebenaran bahan kimia itu mencegah konsepsi dan melakukan ujicoba pada tikus jantan.
Diketahui, konsumsi dosis 1,0 mg per kg berat tubuh selama empat pekan masa dosis bisa membuat tikus menjadi steril. "Kami tak melihat adanya efek samping. Sejauh ini, tikus tampak bahagia karena bisa terus kawin," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar